Lewati navigasi

Category Archives: Why ohh why

Sebelumnya maaf bagi teman-teman yang perokok .. tapi untuk kebaikan bersama, yuuks kita dukung gerakan mencegah pencemaran udara ..

Tanggal 17 – 23 November ini rencananya akan dilakukan sweeping bagi mereka yang merokok di tempat-tempat umum di Jakarta. Sweeping ini dilakukan sebagai uji simpatik atas peraturan yang sudah dibuat di tahun 2005. Sejak peraturan tersebut diumumkan, pelaksanaannya hampir bisa dibilang nol besar, karena banyaknya kendala yang dihadapi.

Salah satu alasan yang di depan mata adalah bahwa dari mulai para pembuat peraturan sampai petugas dilapangan sendiri bisa jadi juga perokok. Sehingga mereka setengah hati melaksanakan peraturan tersebut. Belum lagi kendala lebih besar yang menyangkut politik dan ekonomi, adanya dampak pengangguran, penurunan devisa, dll yang menjadi batu sandungan bagi pemerintah untuk bisa bertindak tegas.

Sementara kita semua tahu dampak negatif dari rokok sangat membahayakan bagi kesehatan, dari kandungan tar yang bisa merusak sel paru-paru dan mengakibatkan kanker. Lalu nikotin yang bisa merusak jantung dan sirkulasi darah. Belum lagi karbon monoksida (CO) yang bisa menurunkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Nyaris tidak ada manfaatnya, kecuali untuk menjadikannya ketagihan.

Menurut saya sudah saatnya kita semua (bukan hanya pemerintah) untuk mulai peduli dan menjaga kesehatan lingkungan, dengan tidak merokok sembarangan ditempat umum, dan mengingatkan mereka yang melanggarnya. Dengan demikian pencemaran udara terhindar, dan resiko terganggunya kesehatan bagi para perokok pasif juga terhindar.

Hak asasi bukan hanya bagi para perokok, melainkan juga bagi mereka yang tidak merokok. Untuk itu supaya adil buat semua dan efektif dalam menerapkan peraturan tersebut, menurut saya hal-hal berikut perlu disiapkan:
1. Sosialisasi mengenai peraturan dan sangsi tegas bagi yang melanggar
2. Ruang khusus untuk merokok di area public dimana merokok tidak boleh di sembarang tempat
3. Pemerintah menetapkan batas maksimal kadar tar dan nikotin yang rendah kepada semua perusahaan rokok, dan bagi yang melanggar dikenai sangsi hukum
4. juga melarang iklan rokok di media manapun
5. dan membatasi distribusi rokok ke channel-channel penjualan tertentu agar dengan mekanisme tertentu bisa terkontrol bahwa pembeli haruslah orang dewasa, untuk menghindari anak-anak merokok di usia dini.
6. Untuk pihak asuransi juga bisa menaikkan premi bagi mereka yang merokok atas resiko sakit yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok

Mungkin teman-teman yang saat ini tinggal atau pernah tinggal
di luar negri atau mengetahui kondisi disana dimana aturan mengenai rokok sudah diterapkan bisa share bagaimana aturan tersebut bisa dilaksanakan sebagai gambaran buat kita disini yang baru mau mulai menjalankannya.

Well, rame-rame yuuks kita dukung pemerintah untuk mengimplementasikan larangan merokok di tempat umum, demi kesehatan dan kebaikan bersama. Semoga implementasi ini tidak hanya berhenti di satu minggu uji coba saja melainkan seterusnya.

“Notebook saya panas nih mas ..” begitu curhat saya ke suami via YM.
“Memang yang namanya notebook apalagi yang kecil kaya X41 gitu kalau dipakai terus lebih gampang panas daripada notebook besar, karena memang nggak di-design untuk kerja lama dan berat. ” kata suami

Mendadak dia ingat, “Kayaknya saya dulu punya notebook cooler deh, baru beli tapi nggak saya bawa .. dipakai aja .. lumayan buat mendinginkan laptop sama biar slot USB di notebook tidak berkurang .. “

Langsung saya membuka koper dan menemukan notebook cooler suami yang masih baru tapi nggak dibawa ke Australia karena sudah overweight waktu itu. Saya bersihkan mata kipasnya dan colokkan kabelnya ke USB port yang masih available.

“Jalan mas .. kipasnya masih ok .. ” lapor saya girang ke suami.
“Sukurlah”, kata suami. “Tapi, biar laptop diajeng lebih awet lagi, beli adaptor kecil, yang bisa dicolok USB.” Bener juga .. takutnya mau mendinginkan tapi malah nambah beban listrik ke laptop. Jadi saya berencana untuk beli adaptor kecil tambahan.

Cuma saya mikir .. betapa hidup saya semakin lama semakin penuh sama kabel-kabel yang berseliweran. Lalu ransel saya akan semakin penuh sesak dengan barang-barang penunjang laptop & HP .. bagaimana mungkin ransel saya lebih banyak dipenuhi piranti elektronik daripada piranti make up ala wanita?

Coba perhatikan sejenak list down peralatan dan perkabelan yang selalu menemani saya kemanapun saya pergi:
1. Notebook – sengaja pilih yang kecil
2. Tentu saja charger laptop
3. Modem Globe Trotter buat koneksi internet
4. Mouse – sudah dicari yang kecil biar hemat tempat

5. Notebook cooler – besarnya seukuran laptop dari bahan mika dengan kabel kecilnya untuk colok ke USB. Ujung colokannya terbuka untuk bisa colok lagi
6. USB yang hampir selalu setia nyolok ke USB port
7. Head phone buat denger musik kalau lagi dikantor atau buat YM
call ama suami karena saya sering dikantor sampe malem
8. Webcam kalo perlu video call sama suami
9. PDA & HP CDMA
10. Charger HP CDMA (ini kalo lupa ngecas dirumah .. seringnya sih lupa jadi musti dibawa πŸ™‚
11. Hands free buat PDA & HP CDMA in case musti terima telp lama sambil nyetir or kerja
12. External HDD – yang tentu saja dengan kabel USB nya sekaligus saya pake bu
at charge PDA

Ck .. ck .. semua itu masuk ke ransel saya setiap hari. Kebayang kan ribet nya .. kaya kantong ajaib aja tuh samsonite. kalo ditambah peralatan make up dan mukena aja .. udah deh .. berasa kaya penerjun payung bawa parasut hehe πŸ™‚ Untung mukena cuma seminggu sekali dibawa pulang buat dicuci dan ganti yang baru.

Nah .. berarti kalau mau beli adaptor kecil buat notebook cooler seperti saran suami, yang buat bikin awet notebook itu, bakal nambah lagi daftarnya. Lalu apalagi ya kira-kira? Kenapa semakin maju jaman, semakin tergantung juga sama kabel-kabel dan piranti elektronik ini? Dulu waktu kuliah nggak ada HP nggak ada laptop perasaan hidup bebas dari urusan perkabelan. Apa teman-teman juga mengalaminya .. hmm .. wondering .. πŸ˜•

Bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk menebar kebajikan kepada sesama. Saya yakin hal itu juga yang melatarbelakangi niat keluarga H. Syaikon di Pasuruan untuk membagi zakat maal nya kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Hingga musibah itu terjadi, tak seorangpun merencanakannya. Keluarga H. Syaikon mengundang para penerima zakat untuk menerima langsung zakat maal, dan bukan melalui BAZIZ. Pilihan ini tidak bisa dipersalahkan, karena sistem pembagian zakat dan sedekah merupakan hak mutlak bagi individu yang mengeluarkannya.

Namun ternyata jumlah warga yang datang ribuan, berbondong-bondong dan berdesak-desakan, tidak ubahnya pembagian Bantuan Langsung Tunai. Kondisi ini diperparah warga tidak bisa antri sehingga akhirnya memakan korban jiwa dan luka-luka akibat terdorong dan terinjak-injak. Sangat mencengangkan sekaligus memilukan melihatnya. Tuntutan ekonomi semata ataukah tuntutan duniawi yang membuat mereka rela berpelu-peluh datang dari jauh dengan berdesak-desakan untuk mendapatkan uang Rp 30,000 dari seorang kaya yang mau berbagi hartanya?

Komentar pun silih berganti, mencari siapa yang patut dipersalahkan. Tragisnya dalam kejadian tersebut, si pemberi zakat dijadikan tersangka dan bisa dikenakan hukuman maksimal 5 tahun penjara jika terbukti bersalah. Ada ulama yang mengecam tindakan pemberi zakat tersebut sebagai riya semata. Sementara Coorporate Secretary Badan Amal Zakat Al-Azhar di okezone.com mengatakan “Tragedi zakat di Pasuruan itu namanya pameran kebajikan,”. Yang paling saya sesalkan adalah komentar dari Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah yang saya kutip dari okezone.com, yang mengatakan “Manajemennya brengsek. Hanya Rp30 ribu dan Rp10 ribu (yang dibagikan). Jadi totalnya hanya Rp50 juta, terlalu kecil”.

Tak seorangpun berhak men-judge besar kecilnya pemberian dari seseorang, hanya kita dan Tuhan yang tau kemampuan kita. Pun tidak semua orang kaya mau bermurah hati berbagi hartanya. Sementara Rp 30,000 yang mungkin dianggap kecil bagi sebagian orang, mungkin berarti besar bagi mereka yang membutuhkan untuk sekedar menyambung hidup beberapa hari.

Daripada saling menyalahkan, lebih baik dicari akar masalahnya. Bisa jadi memang manajemen pembagian zakatnya harus diperbaiki, tapi pemerintah juga perlu meyakinkan masyarakat bahwa BAZIZ bisa menjadi perpanjangan tangan masyarakat yang ingin memberikan zakatnya. Sebaliknya, para penerima zakat juga seyogyanya bisa menghargai mereka yang memberikan zakat, dengan tertib mengantri. Untuk itu perlu dukungan dari para Ulama untuk memberikan pengertian kepada mereka.

Barangkali cara ini bisa digunakan sebagai alternatif untuk berbagi rezeki, yaitu bukan dengan memberikannya kepada ribuan orang sekligus dalam bentuk ikan, melainkan memberikannya kepada lebih sedikit orang dalam bentuk umpan, supaya bisa digunakan sebagai sumber penghasilan dan lebih bermanfaat untuk jangka panjang.

Sebuah pelajaran berharga bagi kita semua

Di jaman apa sebenarnya sekarang ini kita hidup, dan mengapa pembodohan seperti ini masih berjalan dan diperbolehkan? Iklan yang tidak logis menjanjikan perbaikan kehidupan kepada mereka yang mau bergabung, dari mulai Primbon, Mengartikan Mimpi, Weton, Ramalan, dll diperkenankan beredar secara bebas di media masa.

Apa iya kita sedemikian piciknya sehingga mudah dibodohi? Atau karena masyarakat kita sudah tidak percaya lagi dengan usaha dan kerja keras sehingga mau menggunakan short cut? Atau memang kita sudah menjadi masyarakat yang pemalas untuk memperjuangkan hidup? Lantas kenapa juga media masa yang notabene digawangi oleh orang-orang yang berlatar belakang pendidikan relative tinggi juga melegalkan iklan-iklan bersifat pembodohan semacam ini? Dan kenapa tidak ada lembaga yang peduli pada iklan yang cenderung merusak kualitas masyarakat dan generasi penerus bangsa kita?

Saya tidak habis fikir, dimana manfaat iklan-iklan tersebut untuk kita. Ada Mama Laurent, Deddy Corbuzier, Ki Joko Bodo, Ki Primbon .. dengan tidak mengurangi rasa hormat bahwa itu cara mereka untuk mendapatkan rejeki, tapi bukankan masih banyak cara untuk mencari rejeki tanpa mereduksi mental rakyat? Belum lagi uang yang dikeruk dari hasil sms yang kurang manfaat tersebut .. dengan tipe push sms yang seringkali tidak dapat dihentikan jika sekali kita pernah join, even jadi semacam terror. Sudah banyak korban dari iklan semacam ini. Dan akhirnya harus ganti nomor .. hmm .. can’t believe it .. so not useful.

Semoga ada yang peduli dan tidak lagi membiarkan iklan-iklan semacam tersebut beredar di media masa. Dan semoga masyarakat kita lebih pintar dalam menyikapi iklan-iklan semacam ini, dan melindungi anak-anak generasi penerus bangsa dari informasi yang tidak membawa manfaat untuk masa depan mereka.

Just a thought .. what do you think?