Lewati navigasi

Monthly Archives: Oktober 2008

Bau ‘angpo’ menyengat bersamaan dengan terdengarnya bunyi rintik hujan. Saya berjalan menuju jendela kamar untuk menikmati bau itu. ‘Angpo’ adalah istilah yang dipakai orang di daerah saya untuk mendeskripsikan bau tanah kering terkena air hujan. Hmm .. bau yang menyejukkan .. Percikan air hujan tertiup angin mengenai wajah saya dari balik kaca nako .. rasanya seperti di-therapy oleh alam, sangat lembut dan menenangkan.

Tapi tak lama kemudian angin berhembus lebih kencang, membawa titik-titik air hujan yang juga mulai menderas kesana-kemari, diikuti guruh yang bersahut-sahutan. Mendadak semua menjadi gusar .. petir menyambar-nyambar, angin seperti berburu dengan waktu, air hujan seakan berlomba-lomba untuk segera menyentuh bumi, menumpah-ruahkan semua yang masih ada di awan, hingga suaranya seperti meledal-ledak mengenai atap rumah, bahkan menciptakan jalur barunya menerobos ke dinding kamar saya, mendadak saya merasa takut dengan hujan sore ini. Saya tutup kaca nako, dan tanpa henti berucap subhanallah karena petir yang terus memecut-mecut.

30 menit berlalu ketika akhirnya hujan baru mulai mereda .. tinggal rintik-rintik hujan menyelesaikan tugasnya .. berikutnya suasana kembali tenang. Begitu cepatnya semua berlalu, sesaat indah, sesaat kemudian tiba-tiba mencekam, lalu tenang kembali. Ini juga yang bisa terjadi dalam hidup kita. Kadang hidup kita berjalan dengan tenteram, kemudian tanpa terduga tiba-tiba saja kita mendapatkan ujian atau bencana, lalu seiring berjalannya waktu, kita akan menemukan kembali ketenangan tersebut.

Saya berjalan keluar untuk menikmati hawa segar selepas hujan. Saya hirup udara sedalam-dalamnya, hingga kesegarannya mengisi rongga paru-paru. Saya lihat tanaman dan bunga-bunga di samping rumah seperti menemukan kesegaran barunya .. alhamdulillah. Lalu saya dongakkan kepala ke langit, dimana matahari berusaha menyembulkan sinarnya diantara awan yang masih bergelayut, hanya sekilas sebelum saya sempat mengabadikannya dengan kamera, saya melihat sebaris pelangi menghiasi awan .. Alhamdulillah .. I saw the beauty of rain ..

“Notebook saya panas nih mas ..” begitu curhat saya ke suami via YM.
“Memang yang namanya notebook apalagi yang kecil kaya X41 gitu kalau dipakai terus lebih gampang panas daripada notebook besar, karena memang nggak di-design untuk kerja lama dan berat. ” kata suami

Mendadak dia ingat, “Kayaknya saya dulu punya notebook cooler deh, baru beli tapi nggak saya bawa .. dipakai aja .. lumayan buat mendinginkan laptop sama biar slot USB di notebook tidak berkurang .. “

Langsung saya membuka koper dan menemukan notebook cooler suami yang masih baru tapi nggak dibawa ke Australia karena sudah overweight waktu itu. Saya bersihkan mata kipasnya dan colokkan kabelnya ke USB port yang masih available.

“Jalan mas .. kipasnya masih ok .. ” lapor saya girang ke suami.
“Sukurlah”, kata suami. “Tapi, biar laptop diajeng lebih awet lagi, beli adaptor kecil, yang bisa dicolok USB.” Bener juga .. takutnya mau mendinginkan tapi malah nambah beban listrik ke laptop. Jadi saya berencana untuk beli adaptor kecil tambahan.

Cuma saya mikir .. betapa hidup saya semakin lama semakin penuh sama kabel-kabel yang berseliweran. Lalu ransel saya akan semakin penuh sesak dengan barang-barang penunjang laptop & HP .. bagaimana mungkin ransel saya lebih banyak dipenuhi piranti elektronik daripada piranti make up ala wanita?

Coba perhatikan sejenak list down peralatan dan perkabelan yang selalu menemani saya kemanapun saya pergi:
1. Notebook – sengaja pilih yang kecil
2. Tentu saja charger laptop
3. Modem Globe Trotter buat koneksi internet
4. Mouse – sudah dicari yang kecil biar hemat tempat

5. Notebook cooler – besarnya seukuran laptop dari bahan mika dengan kabel kecilnya untuk colok ke USB. Ujung colokannya terbuka untuk bisa colok lagi
6. USB yang hampir selalu setia nyolok ke USB port
7. Head phone buat denger musik kalau lagi dikantor atau buat YM
call ama suami karena saya sering dikantor sampe malem
8. Webcam kalo perlu video call sama suami
9. PDA & HP CDMA
10. Charger HP CDMA (ini kalo lupa ngecas dirumah .. seringnya sih lupa jadi musti dibawa 🙂
11. Hands free buat PDA & HP CDMA in case musti terima telp lama sambil nyetir or kerja
12. External HDD – yang tentu saja dengan kabel USB nya sekaligus saya pake bu
at charge PDA

Ck .. ck .. semua itu masuk ke ransel saya setiap hari. Kebayang kan ribet nya .. kaya kantong ajaib aja tuh samsonite. kalo ditambah peralatan make up dan mukena aja .. udah deh .. berasa kaya penerjun payung bawa parasut hehe 🙂 Untung mukena cuma seminggu sekali dibawa pulang buat dicuci dan ganti yang baru.

Nah .. berarti kalau mau beli adaptor kecil buat notebook cooler seperti saran suami, yang buat bikin awet notebook itu, bakal nambah lagi daftarnya. Lalu apalagi ya kira-kira? Kenapa semakin maju jaman, semakin tergantung juga sama kabel-kabel dan piranti elektronik ini? Dulu waktu kuliah nggak ada HP nggak ada laptop perasaan hidup bebas dari urusan perkabelan. Apa teman-teman juga mengalaminya .. hmm .. wondering .. 😕

Laskar Pelangi - pictures
Knock .. knock .. finally I wrote something about this movie .. honestly since the first time I read the book, I’ve been wondering if someday the story will be filmed and now it’s realized by Mira Lesmana and Riri Reza. When the publication of the movie was launched .. I couldn’t wait to see ..

Laskar Pelangi (”Rainbow Warriors”), is one of the films that gives us something to think about, the audacity of hope, the bittersweets of the social reality in a poor area, where dream is such a luxury thing to have, while at the same time worth-fighting for.

The point of view of the story was from a poor boy who lived in Belitong, the magnificent and rich island which produce timber, but yet the people were poor. This poor boy could only go to school if the school had enough students (10 kids) to start the class.

The kids were playful, spiritful and full of laughs however despairing the condition was. With inadequate facility, they tried hard to compete with other schools and survive. It was the unshakable dreams of the students and the two dedicated teachers that made them survive. I was really carried away by the movie, and enjoyed the beautiful scenery that made me want to visit. Then it came to a part, when the brilliant kid, Lintang, had to quit studying because his father died .. it touched me very deeply … oohh .. 😦

The Inspiring Lintang

The film ended with only the main character, which is the book author – Andrea Hirata, finally achieving his dream while others fail, leaving their dream for their children.

This was a simple story, and very common in Indonesia even still running up until today. But it’s about how to tell the story that matter, that make us see the movie with our heart beyond the intelligence.
Belitong neverland

Buat saya, ke Djokdja belum afdol rasanya kalau belum mampir ke Malioboro. Baik untuk sekedar jalan-jalan atau sekaligus membeli oleh-oleh. Kemarin dihari terakhir liburan, kebetulan bersilaturahmi ke saudara di Djokdja, saya kembali menyempatkan diri mampir ke Malioboro.Seneng bangeeetz .. makanya perlu dibagi ceritanya 🙂

Malioboro nggak pernah sepi pengunjung .. ada aja yang datang berkunjung. Barangkali sebagian dari mereka seperti saya yang selalu kangen kembali menyusuri Malioboro. Kenapa Malioboro sangat menarik buat saya? Karena seniman Djokdja nggak pernah berhenti berkreasi, selalu ada kreasi baru untuk dinikmati, dan terutama karena kita bisa memperoleh barang-barang tersebut dengan harga yang ‘relatif’ murah (tergantung kemampuan kita menawar barang). Bayangkan saja, untuk sendal cantik kita bisa peroleh dengan hanya Rp 10.000,- saja. Dan baju batik yang biasanya dijual seharga Rp 120.000,- di mall-mall di Jakarta, bisa kita beli di Malioboro hanya dengan Rp 30.000,- (ini sudah yang bahannya halus).

Kalau nggak pingin berdesakan dengan pengunjung, mungkin bisa memilih waktu dipagi hari ketika penjual baru mulai membuka dagangannya, seperti yang saya lakukan kemarin. Selain bisa memilih barang dengan lebih leluasa karena belum begitu dipadati pengunjung, kita juga bisa dapat harga lebih murah karena ada embel-embel ‘buat penglaris hari ini’. Tapi kalau nggak keberatan berjubel-jubel, datang disiang hari lebih bisa memuaskan karena semua pedagang sudah membuka lapaknya, asal jangan lupa untuk selalu waspada karena copet menyukai keramaian 🙂

Kadang-kadang saya juga menikmati jalan-jalan di Malioboro dimalam hari. Umumnya bukan untuk mencari pernak-pernik buat dibeli, melainkan menikmati suasana angkringan / lesehan di warung-warung makan yang biasanya mulai buka selepas magrib. Sambil kadang-kadang ada yang menawarkan jasa melukis kilat .. lumayan juga loh .. saya pernah dilukis, hasilnya bagus dan saya hanya membayar Rp 50.000,- saja. Kalau beruntung dimalam hari kita juga bisa menikmati pertunjukan dari seniman jalanan seperti tarian dari sanggar Didik Nini Thowok, yang digelar di trotoar Malioboro. Pertunjukan semacam ini tidak rutin ada, hanya pada event-event tertentu saja.

Naah .. ini dia oleh-oleh yang saya dapat dari Malioboro kemarin, tas batik dan wayang lengkap dengan geber-nya yang saya peroleh dengan harga masing-masing Rp 15.000,- dan Rp 30.000,- Lucu kan .. 🙂 Hayo .. yang kepingin juga .. yuuukk rame-rame ke Malioboro ..




Artikel ini kiriman dari seorang teman. Nggak tau apakah ini kisah nyata atau hanya cerita, tapi semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini.

“……………………………”
Ibuku hanya punya satu mata, aku benci dia… dia begitu memalukanku. Dia memasak untuk murid dan guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku. Suatu hari saat aku di sekolah dasar, ibu mendatangiku dan mengucap salam padaku, aku begitu malu saat itu, bagaimana dia bisa melakukan itu padaku di depan teman-temanku?! Aku abaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil berlari.

Esok harinya, salah seorang teman kelasku mengejekku dengan mengatakan ” Eeee, ibumu hanya punya satu mata…! ” Aku malu sekali dan ingin mati rasanya, aku juga ingin ibuku pergi dari kehidupanku. Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan kukatakan padanya kalau ibu hanya jadi sumber bahan tertawaan teman-temanku, mengapa ibu tak mati saja ! Ibu tak menjawab … !!!

Aku sama sekali tak mau berpikir tentang apa yang kukatakan , karena aku sangat marah padanya, aku tak perdulikan apapun perasaan dia, aku ingin keluar dari rumah itu … !! jadi aku belajar dengan keras agar aku mendapat kesempatan belajar di luar negeri, kemudian aku menikah, ku beli rumah. Aku punya anak dan aku hidup bahagia.

Suatu waktu ibu mengunjungiku. Dia bertahun-tahun tak melihatku dan bahkan belum pernah bertemu cucu-cucunya. Ketika ibu berdiri di depan pintu, anak-anakku mentertawakannya. Aku berteriak padanya ” Betapa beraninya kamu datang kerumahku, dan menakut-nakuti anakku. PERGI DARI SINI SEKARANG !! ” Ibuku menjawab perlahan ” Maaf… saya salah alamat “. Dan diapun pergi.

Suatu waktu, ada undangan reuni di kirimkan ke rumahku, jadi aku berbohong pada istriku, ku katakan bahwa aku ada tugas ke luar kota. Usai reuni, aku mampir kekampungku untuk sekedar rasa ingin tahu. Salah seorang tetanggaku mengatakan bahwa ibuku telah meninggal dunia. Aku tak terharu atau meneteskan air mata … ! Tetanggaku itu menyerahkan sepucuk surat dari ibu untukku.

Anakku tersayang, aku memikirkanmu setiap waktu. Maafkan aku datang ke rumahmu dan membuat takut anak-anakmu. Aku sanga gembira ketika ku dengar kau akan datang ke reuni, tapi sayangnya aku tak bisa bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu. Maafkan aku yang membuat malu saat kita masih bersama. Ketahuilah anakku…. ketika kau masih kecil, kau mengalami kecelakaan yang membuatmu kehilangan matamu. sebagai ibu, aku tak bisa berdiam diri membiarkanmu tumbuh dengan satu mata saja, jadi aku berikan satu mataku padamu. Aku sangat bangga pada anakku yang telah memperlihatkanku dunia baru untukku di tempatku, dengan mata itu.Bersama Cintaku …. Ibumu ….
“……………………………”

Semoga kisah diatas bisa jadi pelajaran sehingga tidak perlu terjadi pada kita.

Ndherek matur nggih .. ,

“Mlaku-mlaku neng Malioboro
Tuku kaos lan oleh – oleh
Yen ana salahku tulung diapuro
Insyaallah ora dibaleni maneh”

Selamat Idul Fitri 1429 H bagi yang merayakan, minal aidin wal faidzin. Semoga kita bisa bertemu ramadhan lagi di tahun depan. Amin